Senin, 06 Februari 2012

BANGKALAN IS KOTA SALAK ?






Kota-kota di Indonesia mempunyai nama “alias’ atau julukan yang biasanya berdasarkan kondisi alam, atau sesuatu (ciri khas) yang dimilikinya. Seperti Bogor Kota Hujan karena memang Kotanya sering Hujan, Malang Kota Apel karena wilayahnya banyak menghasilkan apel, dan Yogyakarta Kota Gudek, karena Gudeg merupakan makanan khas Yogyakarta.
Kota Bangkalan (sebenarnya masih level Kabupaten) juga mempunyai julukan yaitu Kota Salak.

Dikatakan kota Salak karena di daerah Bangkalan banyak menghasilkan salak. Salak Bangkalan sendiri mempunyai banyak jenis, seperti salak se-nase’, salak panjalin, salak kerbuy, dan lainnya yang setiap jenis salak tersebut mempunyai cita rasa yang khas, dan  kemudian oleh pemerintah daerah di ‘varietas’kan dengan nama Salak Kramat Bangkalan. Mungkin, karena keragaman salak yang dimiliki oleh bangkalan itulah sehingga Bangkalan disebut Kota Salak
Selesainya pembangunan Jembatan Suramadu antara Surabaya dan Bangkalan Kota Salak menyisakan cerita tersendiri. Pemberitaan yang menyatakan Jembatan Suramadu sebagai jembatan terpanjang se-Asia Tenggara dan keindahan jembatan itu sendiri membuat datangnya wisatawan lokal (bahkan inter lokal) secara kontinyu sehingga Madura khususnya Bangkalan menjadi “ramai” oleh wisatawan suramadu. Dan Hal Ini menciptakan permasalahan tersendiri
Yang pertama adalah pesatnya pembangunan di Kota Bangkalan dan wilayah “kaki” Suramadu. Hal ini menciptakan dilematika tersendiri, yaitu semakin berkurangnya luas lahan salak karena area salak tersebut telah disulap menjadi area perumahan atau pertokoan.
Yang kedua, obyek wisata yang berpotensi di Bangkalan selain suramadu itu sendiri adalah Makam Ulama (Wali) Syaichona Kholil (wisata religi), setelah itu bisa dikatakan tidak ada. Akibatnya,seakan akan terjadi kebingunan di benak wisatawan, setelah berwisata ke Suramadu terus kemana?.
Kemudian muncullah jawaban atas pertanyaan diatas, yaitu dengan tiba-tibanya bermunculan warung makan/Restauran/Depot (terutama di wilayah kaki suramadu). Dan terciptalah obyek wisata baru di Bangkalan yaitu Wisata Kuliner. Awalnya disebabkan oleh terkenalnnya sebuah warung dengan nama Sinjay yaitu warung yang menjual Nasi bebek dengan sambel pencit (mangga muda) yang membuat lidah penikmatnya akan merekomendasikan ke rekan, teman, sahabat, dan tetangga-tetangganya untuk mencoba nikmatnya nasi bebek di warung Sinjay. Kesuksesan Warung Sinjay mengakibatkan munculnya warung-warung baru dengan dengan menu utama: Bebek. Dan terbentuklah sebuah opini bahwa tak engkap ke Bangkalan jika tak mencoba bebek Sinjay yang tersohor itu.
Nah, disatu sisi, salak Bangkalan semakin pudar karena produksi terus menurun, disisi lain Bangkalan semakin terkenal (di daerah lain) selain karena Suramadu-nya juga karena bebek-nya yang maknyus itu.
Walhasil, penamaan alias atau julukan untuk Bangkalan adalah; apakah Bangkalan Is Kota Salak? Atau Bangkalan Is Kota Bebek?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar