Kota Bangkalan (sebenarnya masih
level Kabupaten) juga mempunyai julukan yaitu Kota Salak.
Dikatakan kota Salak karena di
daerah Bangkalan banyak menghasilkan salak. Salak Bangkalan sendiri mempunyai
banyak jenis, seperti salak se-nase’, salak panjalin, salak kerbuy, dan lainnya
yang setiap jenis salak tersebut mempunyai cita rasa yang khas, dan kemudian oleh pemerintah daerah di ‘varietas’kan
dengan nama Salak Kramat Bangkalan. Mungkin, karena keragaman salak yang
dimiliki oleh bangkalan itulah sehingga Bangkalan disebut Kota Salak
Selesainya pembangunan Jembatan
Suramadu antara Surabaya dan Bangkalan Kota Salak menyisakan cerita tersendiri.
Pemberitaan yang menyatakan Jembatan Suramadu sebagai jembatan terpanjang
se-Asia Tenggara dan keindahan jembatan itu sendiri membuat datangnya wisatawan
lokal (bahkan inter lokal) secara kontinyu sehingga Madura khususnya Bangkalan
menjadi “ramai” oleh wisatawan suramadu. Dan Hal Ini menciptakan permasalahan
tersendiri
Yang pertama adalah pesatnya
pembangunan di Kota Bangkalan dan wilayah “kaki” Suramadu. Hal ini menciptakan
dilematika tersendiri, yaitu semakin berkurangnya luas lahan salak karena area
salak tersebut telah disulap menjadi area perumahan atau pertokoan.
Yang kedua, obyek wisata yang
berpotensi di Bangkalan selain suramadu itu sendiri adalah Makam Ulama (Wali) Syaichona
Kholil (wisata religi), setelah itu bisa dikatakan tidak ada. Akibatnya,seakan
akan terjadi kebingunan di benak wisatawan, setelah berwisata ke Suramadu terus
kemana?.
Kemudian muncullah jawaban atas
pertanyaan diatas, yaitu dengan tiba-tibanya bermunculan warung
makan/Restauran/Depot (terutama di wilayah kaki suramadu). Dan terciptalah
obyek wisata baru di Bangkalan yaitu Wisata Kuliner. Awalnya disebabkan oleh
terkenalnnya sebuah warung dengan nama Sinjay yaitu warung yang menjual Nasi
bebek dengan sambel pencit (mangga muda) yang membuat lidah penikmatnya akan
merekomendasikan ke rekan, teman, sahabat, dan tetangga-tetangganya untuk
mencoba nikmatnya nasi bebek di warung Sinjay. Kesuksesan Warung Sinjay
mengakibatkan munculnya warung-warung baru dengan dengan menu utama: Bebek. Dan
terbentuklah sebuah opini bahwa tak engkap ke Bangkalan jika tak mencoba bebek
Sinjay yang tersohor itu.
Nah, disatu sisi, salak Bangkalan semakin
pudar karena produksi terus menurun, disisi lain Bangkalan semakin terkenal (di
daerah lain) selain karena Suramadu-nya juga karena bebek-nya yang maknyus itu.
Walhasil, penamaan alias atau
julukan untuk Bangkalan adalah; apakah Bangkalan Is Kota Salak? Atau Bangkalan Is
Kota Bebek?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar