Selasa, 28 Februari 2012
Selasa, 21 Februari 2012
WARUNG KOPI HONA (BUKAN PROMOSI)
Warung Kopi Hona (bukan promosi)
Warung Hona persis terletak di
tengah-tengah kota Bangkalan, tepatnya di samping Alun-Alun Kota, di ujung
Jalan Veteran. Seperti warung Kopi lainnya Warung Kopi Hona menyediakan minuman
dan makanan sederhana yaitu kopi, the, susu, minuman bersoda, dan mie yang
digoreng atau direbus sebagai pengganjal perut. Walau begitu, Warung Kopi Hona
terasa spesial bagi kebanyakan masyarakat Kota (terutama para pelanggan).
Berikut beberapa penjelasan kenapa Warung
Kopi Hona terasa begitu spesial di mata masyarakat Kota:
4. Tongkrongan dari berbagai elemen masyarakat. Mulai dari Tukang sampah, tukang becak, seniman, PNS, Takmir Masjid, Anggota DPRD, LSM, Pengangguran, Pegawai swasta, dan komunitas/group (seperti Komunitas Mio Bangkalan, Komunitas sepeda motor Tiger, Komunitas Scuba Bangkalan dll), bahkan orang gila pun betah nongkrong di Warung Kopi Hona.
Tak kenal maka tak sayang, belum tahu Warung Kopi Hona
maka (boleh dikatakan) belum tahu Kota Bangkalan.
Suasana Warung Kopi Hona |
Kopi Hona terasa begitu spesial di mata masyarakat Kota:
1. Letak
warung yang begitu strategis, pas di tengah kota. Dan Warung Kopi Hona termasuk
bagian dari segelintir warung pinggir jalan yang selamat dari acara pemindahan
tempat berjualan
2. Hona-nya
sendiri. Pemilik warung kopi Hona yang bernama Hona (nama panjangnya saya belum
tahu) itu selalu memanjakan para pelanggannya, sehingga setiap pelanggan yang
datang seakan-akan sudah kenal sama Hona selama bertahun-tahun. Selain itu Hona
akan selalu tertawa atas joke-joke para pelanggannya meskipun guyonannya itu
garing.
3. Kapasitas
duduk yang terluas. Warung Kopi Hona dalam satu waktu yang bersamaan bisa
menampung pelanggan hingga ratusan orang, karena Warung Kopi Hona menerapkan
sistem duduk lesehan (menggunakan tikar, dimana satu tikar mempunyai kapasitas
8 orang) yang disebar di sepanjang trotoar jalan Veteran. Karena kapasitas
duduk yang hampir tak terbatas itu, para pelanggan bisa menikmati makanan atau
minuman dengan tenang tanpa khawatir diusir oleh si pemilik warung.
Kapasitas duduk tak terbatas |
4. Tongkrongan dari berbagai elemen masyarakat. Mulai dari Tukang sampah, tukang becak, seniman, PNS, Takmir Masjid, Anggota DPRD, LSM, Pengangguran, Pegawai swasta, dan komunitas/group (seperti Komunitas Mio Bangkalan, Komunitas sepeda motor Tiger, Komunitas Scuba Bangkalan dll), bahkan orang gila pun betah nongkrong di Warung Kopi Hona.
5. Jam Buka(pelayanan)
Warung yang lama. Warung Kopi Hona buka dari
jam 15.30 sore hingga sekitar jam 03.00 menjelang subuh. Jam buka yang
hingga melewati tengah malam ini mempunyai daya magnet tersendiri, sebab toko
atau warung di Kota Bangkalan biasanya beroperasi hingga jam 10.00 malam saja
6. Menu yang
membuat kecanduan. Yang pertama tentu kopi Hona-nya, alkisah Hona membeli
sendiri biji-biji kopi ke langganannya di pasar induk Bangkalan, kemudian Hona
akan menyangrai sendiri biji-biji (mungkin dengan sedikit jampi-jampi) sehingga
nantinya Kopi hona mempunyai rasa yang khas yang menjadikannya berbeda dengan
rasa kopi pada warung – warung lainnya (seakan berlemak dan sedikit kental, ada
juga yang mengatakan seperti mempunyai aroma coklat). Yang kedua adalah nasi
putih, lauk ikan teri plus telor mata sapi dan sambel terasi pedas cap Hona.
Menu ini sangat jarang ada (termasuk pada warung makanan) karena menunya
terlalu sederhana, namun kesederhanaan itulah yang membuat menu ini menjadi
special.
Menikmati menu favorit |
Mungkin kita semua sudah tahu warung –warung yang sudah
menjadi “legenda” di Bangkalan, seperti, Warung Amboina, Warung Ny. Lete’, dan
Warung Soto Madura. Dan bagi saya, Warung Kopi Hona telah menjelma menjadi
“Calon Warung kopi Legenda” di Kota Bangkalan.
So,
Belum Kenal Hona? Maka…Hona, salah satu calon legenda Bangkalan |
Senin, 06 Februari 2012
BANGKALAN IS KOTA SALAK ?
Kota Bangkalan (sebenarnya masih
level Kabupaten) juga mempunyai julukan yaitu Kota Salak.
Dikatakan kota Salak karena di
daerah Bangkalan banyak menghasilkan salak. Salak Bangkalan sendiri mempunyai
banyak jenis, seperti salak se-nase’, salak panjalin, salak kerbuy, dan lainnya
yang setiap jenis salak tersebut mempunyai cita rasa yang khas, dan kemudian oleh pemerintah daerah di ‘varietas’kan
dengan nama Salak Kramat Bangkalan. Mungkin, karena keragaman salak yang
dimiliki oleh bangkalan itulah sehingga Bangkalan disebut Kota Salak
Selesainya pembangunan Jembatan
Suramadu antara Surabaya dan Bangkalan Kota Salak menyisakan cerita tersendiri.
Pemberitaan yang menyatakan Jembatan Suramadu sebagai jembatan terpanjang
se-Asia Tenggara dan keindahan jembatan itu sendiri membuat datangnya wisatawan
lokal (bahkan inter lokal) secara kontinyu sehingga Madura khususnya Bangkalan
menjadi “ramai” oleh wisatawan suramadu. Dan Hal Ini menciptakan permasalahan
tersendiri
Yang pertama adalah pesatnya
pembangunan di Kota Bangkalan dan wilayah “kaki” Suramadu. Hal ini menciptakan
dilematika tersendiri, yaitu semakin berkurangnya luas lahan salak karena area
salak tersebut telah disulap menjadi area perumahan atau pertokoan.
Yang kedua, obyek wisata yang
berpotensi di Bangkalan selain suramadu itu sendiri adalah Makam Ulama (Wali) Syaichona
Kholil (wisata religi), setelah itu bisa dikatakan tidak ada. Akibatnya,seakan
akan terjadi kebingunan di benak wisatawan, setelah berwisata ke Suramadu terus
kemana?.
Kemudian muncullah jawaban atas
pertanyaan diatas, yaitu dengan tiba-tibanya bermunculan warung
makan/Restauran/Depot (terutama di wilayah kaki suramadu). Dan terciptalah
obyek wisata baru di Bangkalan yaitu Wisata Kuliner. Awalnya disebabkan oleh
terkenalnnya sebuah warung dengan nama Sinjay yaitu warung yang menjual Nasi
bebek dengan sambel pencit (mangga muda) yang membuat lidah penikmatnya akan
merekomendasikan ke rekan, teman, sahabat, dan tetangga-tetangganya untuk
mencoba nikmatnya nasi bebek di warung Sinjay. Kesuksesan Warung Sinjay
mengakibatkan munculnya warung-warung baru dengan dengan menu utama: Bebek. Dan
terbentuklah sebuah opini bahwa tak engkap ke Bangkalan jika tak mencoba bebek
Sinjay yang tersohor itu.
Nah, disatu sisi, salak Bangkalan semakin
pudar karena produksi terus menurun, disisi lain Bangkalan semakin terkenal (di
daerah lain) selain karena Suramadu-nya juga karena bebek-nya yang maknyus itu.
Walhasil, penamaan alias atau
julukan untuk Bangkalan adalah; apakah Bangkalan Is Kota Salak? Atau Bangkalan Is
Kota Bebek?
Jumat, 03 Februari 2012
Langganan:
Postingan (Atom)